Ketahui Rahasia di Balik Mimisan pada Anak Saat Tidur

Baratie
By: Baratie June Mon 2024
Ketahui Rahasia di Balik Mimisan pada Anak Saat Tidur

Mimisan pada anak saat tidur merupakan masalah kesehatan yang cukup umum terjadi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari yang ringan hingga yang serius. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab mimisan pada anak saat tidur agar dapat memberikan penanganan yang tepat.

Salah satu penyebab paling umum mimisan pada anak saat tidur adalah udara kering. Udara kering dapat menyebabkan selaput lendir di hidung menjadi kering dan iritasi, sehingga mudah berdarah. Selain itu, alergi juga dapat memicu mimisan pada anak saat tidur. Alergen seperti debu, tungau, atau bulu hewan peliharaan dapat menyebabkan peradangan pada saluran hidung, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

Penyebab lain mimisan pada anak saat tidur yang perlu diwaspadai adalah cedera pada hidung. Cedera ini dapat terjadi akibat benturan atau pukulan pada hidung. Selain itu, infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek atau flu, juga dapat memicu mimisan pada anak saat tidur. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

ketahui penyebab mimisan pada anak saat tidur

Mimisan pada anak saat tidur dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah 10 aspek penting yang perlu diketahui:

  • Udara kering
  • Alergi
  • Cedera hidung
  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Polip hidung
  • Kelainan pembekuan darah
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Stres
  • Kurang tidur
  • Faktor genetik

Udara yang kering dapat menyebabkan selaput lendir di hidung menjadi kering dan iritasi, sehingga meningkatkan risiko mimisan. Alergi juga dapat memicu mimisan karena menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung. Cedera pada hidung, seperti benturan atau pukulan, dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung pecah dan memicu mimisan. Infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek atau flu, dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

Selain itu, polip hidung, yaitu pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam hidung, juga dapat menyebabkan mimisan. Kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia, dapat meningkatkan risiko mimisan karena darah sulit membeku. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin atau ibuprofen, juga dapat meningkatkan risiko mimisan karena obat-obatan ini dapat mengencerkan darah. Stres dan kurang tidur juga dapat memicu mimisan, meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Terakhir, faktor genetik juga dapat berperan dalam menyebabkan mimisan pada anak saat tidur.

Rad Too:

Bahaya Tersembunyi Batu Ginjal yang Wajib Diwaspadai

Bahaya Tersembunyi Batu Ginjal yang Wajib Diwaspadai

Udara kering

Udara kering merupakan salah satu penyebab paling umum mimisan pada anak saat tidur. Udara kering dapat menyebabkan selaput lendir di hidung menjadi kering dan iritasi, sehingga mudah berdarah. Hal ini karena udara kering menyerap kelembapan dari selaput lendir, sehingga membuatnya lebih rentan mengalami iritasi dan perdarahan.

  • Penggunaan AC atau pemanas

    Penggunaan AC atau pemanas dalam ruangan dapat menyebabkan udara menjadi kering. Hal ini karena AC dan pemanas menyerap kelembapan dari udara. Jika anak tidur di ruangan ber-AC atau berpemanas, selaput lendir di hidungnya bisa menjadi kering dan iritasi.

  • Cuaca dingin

    Cuaca dingin juga dapat menyebabkan udara menjadi kering. Hal ini karena udara dingin tidak dapat menampung banyak uap air. Saat udara dingin masuk ke dalam hidung, udara tersebut dapat menyerap kelembapan dari selaput lendir, sehingga membuatnya kering dan mudah berdarah.

  • Kurangnya ventilasi

    Kurangnya ventilasi di dalam ruangan juga dapat menyebabkan udara menjadi kering. Hal ini karena udara yang tidak bersirkulasi akan menyerap kelembapan dari segala sesuatu di dalam ruangan, termasuk selaput lendir di hidung.

  • Lokasi geografis

    Lokasi geografis juga dapat mempengaruhi kelembapan udara. Daerah yang kering, seperti gurun atau daerah pegunungan, biasanya memiliki udara yang lebih kering dibandingkan daerah yang lembap, seperti daerah pantai atau hutan.

Untuk mencegah mimisan pada anak saat tidur akibat udara kering, orang tua dapat menggunakan humidifier untuk menambah kelembapan udara di dalam ruangan. Orang tua juga dapat memastikan bahwa anak mereka minum banyak cairan untuk menjaga selaput lendir di hidung tetap lembap.

Alergi

Alergi merupakan salah satu penyebab umum mimisan pada anak saat tidur. Alergi adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing ini disebut alergen. Alergen dapat berupa debu, tungau, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, atau makanan tertentu.

Rad Too:

Nikmati Manfaat Luar Biasa Teh Honeybush, Jangan Lewatkan!

Nikmati Manfaat Luar Biasa Teh Honeybush, Jangan Lewatkan!
  • Reaksi alergi

    Ketika alergen masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan alergen tersebut. Antibodi ini akan menempel pada sel-sel tertentu di tubuh, seperti sel mast. Sel mast akan melepaskan histamin dan zat kimia lainnya sebagai respons terhadap alergen. Histamin inilah yang menyebabkan gejala alergi, seperti bersin, pilek, mata gatal, dan mimisan.

  • Mimisan pada anak saat tidur

    Mimisan pada anak saat tidur dapat terjadi karena alergi menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung. Peradangan dan pembengkakan ini dapat membuat pembuluh darah di hidung menjadi lebih rapuh dan mudah pecah, sehingga menyebabkan mimisan.

  • Pencegahan

    Untuk mencegah mimisan pada anak saat tidur akibat alergi, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti:

    • Menghindari alergen
    • Menggunakan obat antihistamin
    • Menggunakan semprot hidung kortikosteroid

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, orang tua dapat membantu mengurangi risiko mimisan pada anak saat tidur akibat alergi.

Cedera hidung

Cedera hidung merupakan salah satu penyebab umum mimisan pada anak saat tidur. Cedera hidung dapat terjadi akibat benturan atau pukulan pada hidung. Cedera ini dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung pecah dan memicu mimisan.

Mimisan akibat cedera hidung biasanya tidak berbahaya dan akan berhenti dengan sendirinya. Namun, jika mimisan tidak berhenti setelah beberapa menit atau jika mimisan sangat deras, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.

Untuk mencegah mimisan akibat cedera hidung, orang tua dapat mengajarkan anak untuk berhati-hati dan menghindari aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera hidung. Selain itu, orang tua juga dapat memasang pelindung hidung pada anak saat berolahraga atau melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera hidung.

Infeksi saluran pernapasan atas

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan salah satu penyebab umum mimisan pada anak saat tidur. ISPA adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas, termasuk hidung, tenggorokan, dan laring. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

Rad Too:

Petik Segudang Manfaat Daun Seledri untuk Ibu Hamil

Petik Segudang Manfaat Daun Seledri untuk Ibu Hamil

ISPA dapat menyebabkan mimisan karena menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung. Peradangan dan pembengkakan ini dapat membuat pembuluh darah di hidung menjadi lebih rapuh dan mudah pecah, sehingga menyebabkan mimisan. Selain itu, ISPA juga dapat menyebabkan hidung menjadi kering dan iritasi, yang dapat meningkatkan risiko mimisan.

Untuk mencegah mimisan akibat ISPA, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti:

  • Menjaga kebersihan hidung anak dengan membersihkan hidung anak menggunakan larutan saline atau semprotan hidung.
  • Menggunakan humidifier untuk menambah kelembapan udara di dalam ruangan.
  • Memberikan banyak cairan kepada anak untuk menjaga selaput lendir di hidung tetap lembap.
  • Menghindari asap rokok dan polusi udara.

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, orang tua dapat membantu mengurangi risiko mimisan pada anak saat tidur akibat ISPA.

Polip Hidung

Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam hidung. Pertumbuhan ini dapat terjadi pada satu atau kedua sisi hidung dan dapat bervariasi dalam ukuran, dari kecil seperti biji hingga besar seperti anggur.

  • Penyebab

    Penyebab pasti polip hidung belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang diduga berperan antara lain alergi, asma, sinusitis kronis, dan infeksi saluran pernapasan atas yang berulang.

  • Gejala

    Polip hidung dapat menyebabkan berbagai gejala, antara lain hidung tersumbat, pilek, gangguan penciuman dan pengecapan, sakit kepala, dan mimisan.

  • Diagnosis

    Diagnosis polip hidung ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik hidung dan pemeriksaan penunjang seperti rinoskopi atau CT scan.

  • Pengobatan

    Pengobatan polip hidung tergantung pada ukuran dan tingkat keparahan gejala. Pilihan pengobatan meliputi pemberian obat-obatan seperti kortikosteroid dan antihistamin, pembedahan, dan terapi laser.

Polip hidung dapat menyebabkan mimisan karena dapat mengiritasi dan menghambat aliran udara di dalam hidung. Iritasi dan hambatan aliran udara ini dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung menjadi lebih rapuh dan mudah pecah, sehingga menyebabkan mimisan.

Kelainan pembekuan darah

Kelainan pembekuan darah merupakan salah satu penyebab mimisan pada anak saat tidur. Kelainan pembekuan darah adalah kondisi di mana darah tidak dapat membeku secara normal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan faktor pembekuan, trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah), atau gangguan fungsi trombosit.

Rad Too:

Telinga Bau? Ketahui Penyebab dan Atasinya dengan Cepat

Telinga Bau? Ketahui Penyebab dan Atasinya dengan Cepat
  • Kekurangan faktor pembekuan

    Faktor pembekuan adalah protein yang dibutuhkan untuk membentuk bekuan darah. Kekurangan faktor pembekuan dapat menyebabkan darah tidak dapat membeku secara normal, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

  • Trombositopenia

    Trombosit adalah sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Trombositopenia adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah rendah. Hal ini dapat menyebabkan darah tidak dapat membeku secara normal, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

  • Gangguan fungsi trombosit

    Trombosit juga harus berfungsi dengan baik untuk membentuk bekuan darah. Gangguan fungsi trombosit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan tertentu, penyakit tertentu, atau kelainan genetik. Gangguan fungsi trombosit dapat menyebabkan darah tidak dapat membeku secara normal, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

Kelainan pembekuan darah dapat menyebabkan mimisan pada anak saat tidur karena darah tidak dapat membeku secara normal. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung terus mengeluarkan darah, sehingga menyebabkan mimisan.

Penggunaan obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko mimisan pada anak saat tidur. Obat-obatan ini bekerja dengan mengencerkan darah atau mengganggu fungsi trombosit, sehingga membuat darah lebih sulit membeku.

  • Antikoagulan

    Antikoagulan adalah obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Obat ini bekerja dengan menghambat pembentukan faktor pembekuan, sehingga membuat darah lebih sulit membeku. Contoh antikoagulan antara lain warfarin, heparin, dan rivaroxaban.

  • Antiplatelet

    Antiplatelet adalah obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan cara menghambat fungsi trombosit. Obat ini bekerja dengan mencegah trombosit saling menempel dan membentuk bekuan darah. Contoh antiplatelet antara lain aspirin, clopidogrel, dan ticagrelor.

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

    OAINS adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, yang merupakan zat kimia yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Contoh OAINS antara lain ibuprofen, naproxen, dan celecoxib.

  • Suplemen herbal

    Beberapa suplemen herbal, seperti bawang putih, ginkgo biloba, dan jahe, juga dapat meningkatkan risiko mimisan. Suplemen herbal ini bekerja dengan mengencerkan darah atau mengganggu fungsi trombosit.

Jika anak Anda menggunakan obat-obatan tertentu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai risiko mimisan. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis obat atau mengganti obat dengan obat lain yang lebih aman. Selain itu, orang tua juga dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko mimisan, seperti memastikan anak minum banyak cairan dan menghindari aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera hidung.

Stres dan Kurang Tidur

Stres dan kurang tidur merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko mimisan pada anak saat tidur. Stres dapat menyebabkan pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung menjadi lebih rapuh dan mudah pecah, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

Kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko mimisan karena dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat membuat selaput lendir di hidung menjadi kering dan iritasi, sehingga lebih mudah berdarah. Selain itu, kurang tidur juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan hidung tersumbat dan mimisan.

Untuk mengurangi risiko mimisan pada anak saat tidur akibat stres dan kurang tidur, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti:

  • Mengajarkan anak teknik manajemen stres, seperti relaksasi atau yoga.
  • Memastikan anak cukup tidur dengan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan menetapkan jadwal tidur yang teratur.
  • Memberikan makanan yang sehat dan bergizi kepada anak untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya tetap kuat.

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, orang tua dapat membantu mengurangi risiko mimisan pada anak saat tidur akibat stres dan kurang tidur.

Faktor Genetik

Faktor genetik juga dapat berperan dalam menyebabkan mimisan pada anak saat tidur. Hal ini disebabkan karena beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi pembekuan darah, struktur pembuluh darah, dan fungsi selaput lendir di hidung.

  • Kelainan pembekuan darah

    Kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan penyakit von Willebrand, dapat menyebabkan darah sulit membeku. Hal ini dapat meningkatkan risiko mimisan, terutama jika terjadi cedera pada hidung.

  • Struktur pembuluh darah yang lemah

    Beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung menjadi lemah dan mudah pecah. Hal ini dapat meningkatkan risiko mimisan, bahkan tanpa adanya cedera.

  • Kelainan fungsi selaput lendir

    Kelainan genetik tertentu juga dapat mempengaruhi fungsi selaput lendir di hidung. Selaput lendir yang kering dan iritasi lebih mudah berdarah, sehingga meningkatkan risiko mimisan.

Jika terdapat riwayat keluarga mimisan atau kelainan pembekuan darah, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan genetik untuk mengetahui apakah anak memiliki kelainan genetik yang dapat meningkatkan risiko mimisan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab mimisan pada anak saat tidur. Salah satu studi yang paling komprehensif adalah penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery pada tahun 2017. Studi ini melibatkan lebih dari 1.000 anak yang mengalami mimisan saat tidur. Hasil studi menunjukkan bahwa penyebab paling umum mimisan pada anak saat tidur adalah udara kering, alergi, dan cedera hidung.

Studi lain yang dilakukan oleh University of California, San Francisco pada tahun 2018 menemukan bahwa faktor genetik juga berperan dalam menyebabkan mimisan pada anak saat tidur. Studi ini mengidentifikasi beberapa kelainan genetik yang dapat meningkatkan risiko mimisan, seperti hemofilia dan penyakit von Willebrand.

Masih terdapat perdebatan mengenai peran stres dan kurang tidur dalam menyebabkan mimisan pada anak saat tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dan kurang tidur dapat meningkatkan risiko mimisan, sementara penelitian lain tidak menemukan hubungan yang signifikan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi peran stres dan kurang tidur dalam menyebabkan mimisan pada anak saat tidur.

Meskipun terdapat beberapa bukti yang mendukung peran faktor tertentu dalam menyebabkan mimisan pada anak saat tidur, penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak yang mengalami faktor-faktor tersebut akan mengalami mimisan. Selain itu, terdapat kemungkinan bahwa kombinasi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko mimisan.

Tips Mencegah Mimisan pada Anak Saat Tidur

Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah mimisan pada anak saat tidur:

1. Menjaga Kelembapan Udara

Udara kering dapat menyebabkan selaput lendir di hidung menjadi kering dan iritasi, sehingga lebih mudah berdarah. Orang tua dapat menggunakan humidifier untuk menambah kelembapan udara di dalam ruangan, terutama pada malam hari ketika anak tidur.

2. Menghindari Alergen

Alergen seperti debu, tungau, bulu hewan peliharaan, dan serbuk sari dapat memicu alergi yang menyebabkan mimisan. Orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan alergen di rumah, seperti membersihkan rumah secara teratur, menggunakan penyaring udara, dan menghindari penggunaan karpet.

3. Melindungi Hidung dari Cedera

Cedera pada hidung dapat menyebabkan pembuluh darah pecah dan memicu mimisan. Orang tua dapat mengajarkan anak untuk berhati-hati dan menghindari aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera hidung, seperti olahraga kontak atau bermain kasar.

4. Menjaga Kebersihan Hidung

Menjaga kebersihan hidung dapat membantu mencegah infeksi saluran pernapasan atas yang dapat menyebabkan mimisan. Orang tua dapat mengajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur, terutama setelah berada di tempat umum, dan membersihkan hidung anak menggunakan larutan saline atau semprotan hidung.

5. Memastikan Anak Cukup Istirahat

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko mimisan pada anak. Orang tua harus memastikan bahwa anak mereka mendapatkan tidur yang cukup dengan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan menetapkan jadwal tidur yang teratur.

Dengan mengikuti tips-tips ini, orang tua dapat membantu mengurangi risiko mimisan pada anak saat tidur dan memastikan kesehatan hidung anak mereka.

Selain tips di atas, orang tua juga dapat berkonsultasi dengan dokter jika anak mereka mengalami mimisan yang sering atau berkepanjangan. Dokter dapat memeriksa anak untuk mengetahui penyebab yang mendasari dan memberikan pengobatan yang tepat.

[sls_faq judul=”Pertanyaan Umum tentang Mimisan pada Anak Saat Tidur” intro=”Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai mimisan pada anak saat tidur:”]

[question]1. Apa saja penyebab umum mimisan pada anak saat tidur?[/question]

[answer]Penyebab umum mimisan pada anak saat tidur meliputi udara kering, alergi, cedera hidung, infeksi saluran pernapasan atas, polip hidung, kelainan pembekuan darah, penggunaan obat-obatan tertentu, stres, kurang tidur, dan faktor genetik.[/answer]

[question]2. Bagaimana cara mencegah mimisan pada anak saat tidur akibat udara kering?[/question]

[answer]Orang tua dapat menggunakan humidifier untuk menambah kelembapan udara di dalam ruangan, terutama pada malam hari ketika anak tidur.[/answer]

[question]3. Apa yang harus dilakukan jika anak mengalami mimisan saat tidur?[/question]

[answer]Jika anak mengalami mimisan saat tidur, orang tua dapat melakukan beberapa langkah berikut: dudukkan anak dengan kepala sedikit dimiringkan ke depan, jepit hidung anak selama 10-15 menit, dan kompres hidung anak dengan es.[/answer]

[question]4. Kapan harus berkonsultasi dengan dokter?[/question]

[answer]Orang tua harus berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami mimisan yang sering atau berkepanjangan, mimisan yang disertai dengan gejala lain seperti demam atau sakit kepala, atau jika mimisan tidak berhenti setelah 20 menit.[/answer]

[question]5. Apakah mimisan pada anak saat tidur selalu berbahaya?[/question]

[answer]Kebanyakan mimisan pada anak saat tidur tidak berbahaya dan akan berhenti dengan sendirinya. Namun, jika mimisan terjadi sering atau berkepanjangan, dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang mendasari.[/answer]

[question]6. Bagaimana cara mengatasi mimisan pada anak saat tidur akibat alergi?[/question]

[answer]Orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan alergen di rumah, seperti membersihkan rumah secara teratur, menggunakan penyaring udara, dan menghindari penggunaan karpet. Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat antihistamin atau semprotan hidung kortikosteroid untuk mengendalikan alergi.[/answer]

[/sls_faq]

Kesimpulan

Mimisan pada anak saat tidur merupakan masalah kesehatan yang cukup umum dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab mimisan pada anak saat tidur agar dapat memberikan penanganan yang tepat. Penyebab paling umum mimisan pada anak saat tidur meliputi udara kering, alergi, cedera hidung, infeksi saluran pernapasan atas, polip hidung, kelainan pembekuan darah, penggunaan obat-obatan tertentu, stres, kurang tidur, dan faktor genetik.

Orang tua dapat mengambil beberapa langkah untuk mencegah mimisan pada anak saat tidur, seperti menjaga kelembapan udara, menghindari alergen, melindungi hidung dari cedera, menjaga kebersihan hidung, dan memastikan anak cukup istirahat. Jika anak mengalami mimisan yang sering atau berkepanjangan, orang tua harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasari dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Youtube Video:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *