Hormon Ajaib Pengatur Sel Darah Merah, Penting untuk Kesehatanmu!

Baratie
By: Baratie July Mon 2024
Hormon Ajaib Pengatur Sel Darah Merah, Penting untuk Kesehatanmu!

Hormon eritropoietin adalah hormon yang mengatur produksi sel darah merah. Hormon ini diproduksi oleh ginjal sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah dalam darah. Eritropoietin bekerja dengan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kadar oksigen yang rendah dalam darah dapat menyebabkan anemia.

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pusing. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, kehilangan darah, dan gangguan sumsum tulang.

Eritropoietin digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis. Hormon ini juga dapat digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh kemoterapi atau obat-obatan lainnya. Eritropoietin diberikan melalui suntikan atau infus.

Hormon Eritropoietin

Hormon eritropoietin berperan penting dalam mempertahankan kadar sel darah merah yang cukup dalam tubuh kita. Berikut adalah 10 aspek penting terkait hormon eritropoietin:

  • Diproduksi oleh ginjal
  • Merespons kadar oksigen rendah
  • Merangsang sumsum tulang
  • Meningkatkan produksi sel darah merah
  • Mencegah anemia
  • Digunakan untuk mengobati anemia
  • Dapat menyebabkan efek samping
  • Dapat berinteraksi dengan obat lain
  • Harus digunakan dengan hati-hati
  • Memiliki peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan

Kesimpulannya, hormon eritropoietin adalah hormon penting yang mengatur jumlah sel darah merah dalam tubuh kita. Hormon ini berperan dalam mencegah anemia dan memastikan bahwa tubuh kita memiliki cukup oksigen. Memahami aspek-aspek penting dari hormon eritropoietin sangat penting untuk menjaga kesehatan kita secara keseluruhan.

Diproduksi oleh ginjal

Hormon eritropoietin diproduksi oleh ginjal sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah dalam darah. Ginjal adalah organ penting yang memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Ginjal juga terlibat dalam produksi hormon, termasuk eritropoietin.

Ketika kadar oksigen dalam darah rendah, ginjal akan memproduksi eritropoietin. Eritropoietin kemudian akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kadar oksigen yang rendah dalam darah dapat menyebabkan anemia.

Rad Too:

Stres Sebelum Hamil: Bahaya yang Mengintai

Stres Sebelum Hamil: Bahaya yang Mengintai

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pusing. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, kehilangan darah, dan gangguan sumsum tulang.

Produksi eritropoietin oleh ginjal sangat penting untuk mempertahankan kadar sel darah merah yang cukup dalam tubuh. Jika ginjal tidak dapat memproduksi cukup eritropoietin, dapat menyebabkan anemia. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan ginjal untuk memastikan produksi eritropoietin yang cukup.

Merespons kadar oksigen rendah

Hormon eritropoietin diproduksi oleh ginjal sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah dalam darah. Hal ini terjadi melalui beberapa mekanisme:

  • Hipoksia jaringanKetika kadar oksigen dalam jaringan rendah, sel-sel akan melepaskan faktor yang menginduksi produksi eritropoietin. Faktor-faktor ini termasuk faktor induksi hipoksi-1 (HIF-1) dan faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF).
  • Aktivasi reseptor eritropoietinEritropoietin berikatan dengan reseptor eritropoietin (EpoR) pada sel-sel progenitor eritroid di sumsum tulang. Pengikatan ini memicu jalur pensinyalan yang mengarah pada produksi sel darah merah.
  • Peningkatan sintesis hemoglobinEritropoietin juga meningkatkan sintesis hemoglobin, protein yang membawa oksigen dalam sel darah merah. Hal ini memastikan bahwa sel darah merah yang diproduksi memiliki kapasitas yang cukup untuk membawa oksigen.
  • Mobilisasi zat besiEritropoietin juga memobilisasi zat besi dari cadangan tubuh, sehingga tersedia untuk sintesis hemoglobin.

Dengan merespons kadar oksigen rendah, hormon eritropoietin membantu memastikan bahwa tubuh memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan. Hal ini sangat penting untuk fungsi tubuh yang normal dan kesehatan secara keseluruhan.

Merangsang sumsum tulang

Hormon eritropoietin tidak hanya merespons kadar oksigen rendah, tetapi juga merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Proses ini melibatkan beberapa aspek penting:

  • Proliferasi sel progenitor eritroidEritropoietin merangsang proliferasi sel progenitor eritroid, yaitu sel-sel yang akan berkembang menjadi sel darah merah. Proliferasi ini terjadi melalui aktivasi jalur pensinyalan yang melibatkan reseptor eritropoietin (EpoR) dan faktor transkripsi.
  • Diferensiasi sel progenitor eritroidSelain proliferasi, eritropoietin juga mendorong diferensiasi sel progenitor eritroid menjadi sel darah merah matang. Proses ini melibatkan perubahan ekspresi gen dan sintesis protein yang diperlukan untuk fungsi sel darah merah.
  • Pelepasan sel darah merahSetelah sel darah merah matang, eritropoietin memicu pelepasannya dari sumsum tulang ke dalam aliran darah. Pelepasan ini diatur oleh berbagai faktor, termasuk kadar eritropoietin dan ketersediaan zat besi.

Dengan merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah, hormon eritropoietin memastikan bahwa tubuh memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan. Proses ini sangat penting untuk fungsi tubuh yang normal dan kesehatan secara keseluruhan.

Meningkatkan produksi sel darah merah

Hormon eritropoietin berperan penting dalam meningkatkan produksi sel darah merah. Proses ini sangat penting untuk menjaga kadar oksigen yang cukup dalam tubuh. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan antara hormon eritropoietin dan peningkatan produksi sel darah merah:

Ketika kadar oksigen dalam darah rendah, ginjal akan memproduksi hormon eritropoietin. Hormon ini kemudian akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kadar oksigen yang rendah dalam darah dapat menyebabkan anemia.

Rad Too:

Susu Organik: Kunci Tumbuh Kembang Optimal Anak!

Susu Organik: Kunci Tumbuh Kembang Optimal Anak!

Peningkatan produksi sel darah merah sangat penting untuk mencegah anemia dan memastikan bahwa tubuh memiliki cukup oksigen. Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pusing. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, kehilangan darah, dan gangguan sumsum tulang.

Hormon eritropoietin digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis. Hormon ini juga dapat digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh kemoterapi atau obat-obatan lainnya. Eritropoietin diberikan melalui suntikan atau infus.

Mencegah anemia

Anemia merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pusing. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, kehilangan darah, dan gangguan sumsum tulang.

Hormon eritropoietin berperan penting dalam mencegah anemia. Hormon ini diproduksi oleh ginjal sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah dalam darah. Eritropoietin kemudian akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah.

Dengan mencegah anemia, hormon eritropoietin memastikan bahwa tubuh memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan. Hal ini sangat penting untuk fungsi tubuh yang normal dan kesehatan secara keseluruhan.

Digunakan untuk mengobati anemia

Hormon eritropoietin berperan penting dalam pengobatan anemia. Anemia merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, sehingga menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pusing. Hormon eritropoietin bekerja dengan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah, sehingga dapat membantu mengatasi anemia.

  • Anemia akibat penyakit ginjal kronis

    Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan penurunan produksi hormon eritropoietin, sehingga memicu anemia. Pemberian hormon eritropoietin dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah dan mengatasi anemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis.

    Rad Too:

    Yuk, Kenali SPF dalam Tabir Surya dan Rasakan Manfaatnya untuk Kesehatan Kulit!

    Yuk, Kenali SPF dalam Tabir Surya dan Rasakan Manfaatnya untuk Kesehatan Kulit!
  • Anemia akibat kemoterapi

    Kemoterapi dapat merusak sumsum tulang dan menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Hormon eritropoietin dapat digunakan untuk merangsang sumsum tulang dan meningkatkan produksi sel darah merah, sehingga membantu mengatasi anemia akibat kemoterapi.

  • Anemia akibat obat-obatan tertentu

    Beberapa obat, seperti azatioprin dan methotrexate, dapat menekan produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Hormon eritropoietin dapat digunakan untuk mengatasi anemia yang disebabkan oleh obat-obatan tersebut.

  • Anemia aplastik

    Anemia aplastik adalah kondisi di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah yang cukup, termasuk sel darah merah. Hormon eritropoietin dapat digunakan untuk merangsang sumsum tulang dan meningkatkan produksi sel darah merah pada pasien dengan anemia aplastik.

Penggunaan hormon eritropoietin untuk mengobati anemia harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Hal ini karena penggunaan hormon eritropoietin dapat memiliki efek samping, seperti peningkatan risiko penggumpalan darah dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, pemantauan kadar sel darah merah dan tekanan darah secara teratur sangat penting selama pengobatan dengan hormon eritropoietin.

Dapat menyebabkan efek samping

Penggunaan hormon eritropoietin untuk pengobatan anemia dapat menimbulkan beberapa efek samping, antara lain:

  • Hipertensi

    Hormon eritropoietin dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa pasien. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi sel darah merah dapat meningkatkan volume darah.

  • Trombosis

    Hormon eritropoietin dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, terutama pada pasien dengan riwayat trombosis atau penyakit jantung. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi sel darah merah dapat meningkatkan kekentalan darah.

  • Kejang

    Pada beberapa kasus, penggunaan hormon eritropoietin dapat memicu kejang. Hal ini diduga terjadi karena peningkatan kadar eritropoietin dapat mempengaruhi aktivitas listrik di otak.

  • Reaksi alergi

    Meskipun jarang terjadi, hormon eritropoietin dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa pasien. Reaksi alergi dapat berupa ruam kulit, gatal-gatal, atau sesak napas.

    Rad Too:

    Rahasia Terungkap: Efek Setelah Operasi Batu Ginjal yang Tak Terduga

    Rahasia Terungkap: Efek Setelah Operasi Batu Ginjal yang Tak Terduga

Efek samping dari hormon eritropoietin biasanya dapat diatasi dengan penyesuaian dosis atau penghentian pengobatan. Oleh karena itu, pemantauan kadar sel darah merah dan tekanan darah secara teratur sangat penting selama pengobatan dengan hormon eritropoietin.

Dapat berinteraksi dengan obat lain

Hormon eritropoietin dapat berinteraksi dengan obat lain, sehingga memengaruhi efektivitasnya. Berikut adalah beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan hormon eritropoietin:

  • Antikoagulan

    Hormon eritropoietin dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, terutama pada pasien dengan riwayat trombosis atau penyakit jantung. Oleh karena itu, penggunaan hormon eritropoietin bersama dengan antikoagulan, seperti warfarin atau heparin, harus dilakukan dengan hati-hati dan dipantau secara ketat.

  • Imunosupresan

    Hormon eritropoietin dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien yang menerima imunosupresan, seperti ciclosporin atau tacrolimus. Oleh karena itu, penggunaan hormon eritropoietin bersama dengan imunosupresan harus dilakukan dengan hati-hati dan dipantau secara ketat.

  • Kemoterapi

    Hormon eritropoietin dapat meningkatkan produksi sel darah merah, yang dapat mengganggu pengobatan kemoterapi. Hal ini terjadi karena kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker, termasuk sel darah merah yang diproduksi secara berlebihan oleh hormon eritropoietin. Oleh karena itu, penggunaan hormon eritropoietin bersama dengan kemoterapi harus dihindari atau dilakukan dengan sangat hati-hati dan dipantau secara ketat.

Interaksi obat dapat memengaruhi efektivitas hormon eritropoietin dalam pengobatan anemia. Oleh karena itu, penting untuk menginformasikan dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi sebelum menggunakan hormon eritropoietin. Dokter dapat menyesuaikan dosis hormon eritropoietin atau mengganti obat lain untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

Harus digunakan dengan hati-hati

Penggunaan hormon eritropoietin untuk pengobatan anemia harus dilakukan dengan hati-hati karena beberapa alasan penting.

  • Pemantauan kadar sel darah merah

    Pemberian hormon eritropoietin dapat meningkatkan produksi sel darah merah secara signifikan. Hal ini perlu dipantau secara teratur untuk memastikan kadar sel darah merah tidak terlalu tinggi, karena dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah.

  • Pemantauan tekanan darah

    Hormon eritropoietin dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa pasien. Oleh karena itu, tekanan darah perlu dipantau secara teratur, terutama pada pasien dengan riwayat hipertensi.

  • Interaksi obat

    Hormon eritropoietin dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, seperti antikoagulan, imunosupresan, dan kemoterapi. Interaksi ini dapat memengaruhi efektivitas hormon eritropoietin atau meningkatkan risiko efek samping.

  • Efek samping

    Meskipun jarang terjadi, hormon eritropoietin dapat menyebabkan efek samping, seperti kejang, reaksi alergi, dan peningkatan risiko trombosis. Oleh karena itu, pasien harus menyadari potensi efek samping dan segera melaporkan gejala yang tidak biasa kepada dokter.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, penggunaan hormon eritropoietin dapat dilakukan secara aman dan efektif untuk pengobatan anemia. Pemantauan yang cermat dan komunikasi yang baik antara pasien dan dokter sangat penting untuk memastikan keamanan dan keberhasilan pengobatan.

Memiliki peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan

Hormon eritropoietin memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan melalui berbagai cara:

  • Menjaga kadar oksigen dalam darahHormon eritropoietin memastikan kadar oksigen dalam darah tetap stabil dengan mengatur produksi sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kadar oksigen yang cukup sangat penting untuk fungsi organ dan jaringan yang optimal.
  • Mencegah anemiaAnemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Hormon eritropoietin membantu mencegah anemia dengan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah, sehingga tubuh memiliki cukup sel untuk membawa oksigen.
  • Mendukung fungsi kognitifOtak sangat bergantung pada pasokan oksigen yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Hormon eritropoietin, dengan memastikan kadar oksigen yang cukup dalam darah, turut mendukung fungsi kognitif yang optimal, termasuk memori, konsentrasi, dan pengambilan keputusan.
  • Meningkatkan ketahanan fisikSel darah merah yang sehat sangat penting untuk aktivitas fisik. Hormon eritropoietin, dengan meningkatkan produksi sel darah merah, membantu meningkatkan ketahanan fisik dengan memastikan pasokan oksigen yang cukup ke otot dan jaringan selama aktivitas.

Dengan demikian, hormon eritropoietin memainkan peran penting dalam mempertahankan homeostasis oksigen dalam tubuh, mencegah anemia, mendukung fungsi kognitif, dan meningkatkan ketahanan fisik, sehingga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Hormon eritropoietin telah menjadi subjek penelitian yang ekstensif, dengan banyak studi kasus yang mendukung perannya dalam mengatur produksi sel darah merah.

Salah satu studi kasus penting dilakukan pada pasien dengan anemia akibat penyakit ginjal kronis. Pasien-pasien ini menerima pengobatan dengan hormon eritropoietin, yang mengakibatkan peningkatan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah, serta perbaikan gejala anemia.

Studi kasus lain meneliti efek hormon eritropoietin pada pasien dengan anemia akibat kemoterapi. Pemberian hormon eritropoietin terbukti efektif dalam mengurangi kebutuhan transfusi darah dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Meskipun sebagian besar studi kasus menunjukkan hasil yang positif, terdapat beberapa penelitian yang melaporkan efek samping dari penggunaan hormon eritropoietin. Misalnya, beberapa pasien mengalami peningkatan tekanan darah atau risiko pembekuan darah.

Penting untuk dicatat bahwa hasil studi kasus dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan pasien, dosis hormon eritropoietin, dan durasi pengobatan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan hormon eritropoietin untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Tips Terkait Hormon Eritropoietin dan Produksi Sel Darah Merah

Berikut adalah beberapa tips terkait hormon eritropoietin dan produksinya:

1. Konsumsi Makanan yang Kaya Zat Besi

Zat besi merupakan komponen penting dalam pembentukan sel darah merah. Konsumsi makanan yang kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, dapat membantu meningkatkan kadar eritropoietin dan produksi sel darah merah.

2. Hindari Merokok

Merokok dapat merusak sel-sel yang memproduksi eritropoietin di ginjal. Hindari merokok untuk menjaga kadar eritropoietin dan produksi sel darah merah yang optimal.

3. Cukupi Kebutuhan Vitamin B12 dan Folat

Vitamin B12 dan folat juga penting untuk produksi sel darah merah. Konsumsi makanan yang kaya vitamin ini, seperti daging, ikan, dan sayuran berdaun hijau, atau pertimbangkan suplemen jika diperlukan.

4. Kelola Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal dapat mengganggu produksi eritropoietin. Jika Anda memiliki penyakit ginjal, penting untuk mengikuti pengobatan dan memantau kadar eritropoietin secara teratur.

5. Diskusikan dengan Dokter tentang Hormon Eritropoietin

Jika Anda mengalami gejala anemia, seperti kelelahan, sesak napas, atau pusing, diskusikan dengan dokter tentang kemungkinan penggunaan hormon eritropoietin. Hormon ini dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah dan meredakan gejala anemia.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat membantu menjaga kadar eritropoietin yang sehat dan produksi sel darah merah yang optimal, sehingga mendukung kesehatan dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan.

[sls_faq judul=”Tanya Jawab Seputar Hormon Eritropoietin dan Produksi Sel Darah Merah” intro=”Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai hormon eritropoietin dan produksinya:”]

[question]1. Apa itu hormon eritropoietin?[/question]

[answer]Hormon eritropoietin adalah hormon yang diproduksi oleh ginjal sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah dalam darah. Hormon ini berfungsi merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah.[/answer]

[question]2. Apa fungsi sel darah merah?[/question]

[answer]Sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi dan menjalankan fungsinya dengan baik.[/answer]

[question]3. Apa yang terjadi jika tubuh kekurangan hormon eritropoietin?[/question]

[answer]Kekurangan hormon eritropoietin dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Anemia dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, sesak napas, dan pusing.[/answer]

[question]4. Bagaimana cara meningkatkan produksi hormon eritropoietin?[/question]

[answer]Produksi hormon eritropoietin dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, menghindari merokok, dan mengelola penyakit ginjal jika ada.[/answer]

[question]5. Kapan hormon eritropoietin digunakan dalam pengobatan?[/question]

[answer]Hormon eritropoietin digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis, kemoterapi, atau obat-obatan tertentu.[/answer]

[question]6. Apakah ada efek samping dari penggunaan hormon eritropoietin?[/question]

[answer]Efek samping dari penggunaan hormon eritropoietin dapat meliputi peningkatan tekanan darah, peningkatan risiko pembekuan darah, dan kejang pada beberapa kasus.[/answer]

[/sls_faq]

Kesimpulan

Hormon eritropoietin memegang peranan penting dalam mengatur kadar sel darah merah dalam tubuh. Ginjal memproduksi hormon ini sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah dalam darah, merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. Hormon eritropoietin mencegah anemia, memastikan tubuh memiliki cukup oksigen untuk berfungsi dengan baik.

Memahami fungsi dan peran hormon eritropoietin sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi makanan yang kaya zat besi, pengelolaan penyakit ginjal yang tepat, dan menghindari merokok dapat membantu menjaga kadar hormon eritropoietin yang optimal. Dalam kasus anemia tertentu, pemberian hormon eritropoietin dapat menjadi pilihan pengobatan yang efektif.

Youtube Video:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *